Mengenal Karakteristik Zona Subduksi di Indonesia

Indonesia merupaka negara yang diapit oleh beberapa zona subduksi lempeng bumi. Di bagian barat pulau Sumatra dan selatan pulau Jawa, Bali, Sumbawa, serta Flores, terdapat lempeng Indo-Autralia (India dan Australia) yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.

Lempeng Eurasia merupakan lempeng Europa Asia yang sangat luas. Indonesia sendiri duduk di bagian paling ujung sisi selatan lempeng Eurasia ini.

Di bagian barat laut Banda, kepulau Maluku dan sisi Utara pulau Irian Jaya, terdapat juga zona subduksi dimana lempeng Pasifik juga masuk ke bawah lndonesia.

tektonik indonesia

Kondisi Tektonik Indonesia (Sumber: http://plate-tectonic.narod.ru/)

 

Melihat tatanan tektonik Indonesia seperti gambar di atas, Indonesia dijepit oleh 2 lempeng besar dunia dan sama-sama menyusup ke bawah Indonesia.

Zona-zona subduksi yang ada di Indonesia menjadi sumber gempa di Indonesia. Gempa-gempa besar yang memicu tsunami di Indonesia juga sering terjadi akibat gempa di zona subduksi ini.

Berikut ini beberapa karakteristik zona subduksi yang terdapat di Indonesia dan dunia.

Bancuh

Bancuh dalam istilah bahasa asing dikenal sebagai Melange, salah satu karakteristik dari batas konvergen (subduksi) yang terdiri dari batuan yang kacau (Chaotic) pecahan berbagai batuan dan teranjakkan.

Bancuh (Melange) terbentuk dari sedimen muda dalam palung samudera yang tertekan oleh litosfir yang bergerak dan terseret dalam blok-blok yang dibatasi oleh sesar-sesar terajakan (thrusted).

bancuh

Bancuh (Melange) yang terbentuk di paling garis subduksi (Sumber: Internet)

Punggungan Busur Depan

Biasanya yang menjadi alas dari Punggunan Busur Depan (Fore arc ridge) adalah Bancuh, terbentuk oleh penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng yang ditabrak.

Pulau-pulau yang menjadi punggungan busur depan banyak terdapat di bagian barat pulau Sumatra dan tidak di pulau Jawa. Mengapa demikian?

Kecuraman menyusupnya lempeng menjadi penyebabnya. Lempeung Indo-Australia yang bernyusup ke bawah pulau Sumatra diperkirakan lebih landai sehingga zona gesekannya lebih luas.

Akibat landainya zona subduksi ini, di Sumatra zona kuncian lempengnya lebih luas sehingga menyebabkan deformasi berupa naiknya bagian Bancuh dan membentuk deretan kepulauan.

Akibat lainnya dari landainya zona subduksi ini adalah, zona kuncian gempa lebih luas sehingga di Sumatra lebih sering terjadi gempa-gempa besar.

Sedangkan di Jawa, lempeung Indo-Australia menyusup lebih terjal sehingga tidak memungkinkan terbentuknya deretan kepulauan punggungan busur depan.

zona subduksi

karakteristik zona subduksi (Sumber: dimodifikasi dari Thompson & Turk, 1997)

Cekungan Busur Depan

Untuk kawasan sumatra, cekungan busur depan adalah lautan antara kepulauan Simeulue, Mentawai, Siberut, dan daratan sepanjang pantai barat.

Demikian juga di pulau Jawa, cekungan busur depan terbentuk sepanjang beberapa km di di laut Selatan dan daratan di sepanjang pantai Selatan.

Cekungan busur depan ini beberapa tempat juga menjadi kawasan terbentuknya hidrokarbon

Busur Magmatik

Busur magmatik yang terbentuk sepanjang zona subduksi karena naiknya magma ke atas permukaan melalui zona-zona lemah sehingga pada akhirnya membentuk gunung api.

Busur magmatik ini merupakan deretan gunung api yang terbentuk sepanjang zona subduksi yang letaknya sejajar dengan palung samudera dan berjarak 100 – 400 km dan bergantung sudut penunjaman.

Jadi sangat wajar kalau negara kita kaya akan gunung api

Di pulau Sumatra dari Aceh sampai dengan selat Sunda, banyak sekali deretan gunung api yang di mulai dari Seulawah Agam, Peut Sagoe, Burni Telong, Sinabung, sampai Krakatau di Selat Sunda.

Di pulau Jawa sendiri juga banyak sekali deretan gunung api sampai di pulau Bali, Mataram dan kepulauan Flores.

Busur Kepulauan

Busur kepulauan terbentuk sepanjang zona subduksi merupakan rangkaian aktifitas gunung api strato.

Apabila gunung api strato terbentuk di benua maka dinamakan busur vulkanik kontinental.

Busur kepulauan merupakan gabungan beberapa gunung api baik yang masih aktif dan sudah tidak aktif lagi.

Di Pulau sumatra sendiri, deretan perbukitan bukit barisan bisa kita katakan sebagai busur kepulauan yang membentuk pulau Sumatra.

Cekungan Busur Belakang

Cekungan busur belakang terbentuk karena kecepatan lempeng yang menabrak lebih besar daripada lempeng yang ditabrak sehingga menyebabkan tensional stress dan menarik bagian belakang ini ke bawah dan terbentuk cekungan.

Di Pulau Sumatra beberapa kota yang duduk di sebelah utara dari perbukitan Bukit Barisan, merupakan kawasan cekungan busur belakang.

Di pulau jawa, kota Jakarta termasuk kota yang duduk di cekungan busur belakang dan beberapa kota lainya yang ada di pantai Utara pulau Jawa.

Mayoritas penduduk dunia tinggal di cekungan, jadi alam telah menyediakan kita tempat tinggal.

Cekungan busur belakang ini, juga menjadi manisfestasi kehadiran hidro karbon. Contohnya beberapa di kawasan Lhokseumawe Aceh dan kawasan provinsi Riau.

Kawasan cekungan ini, rata-rata ditutupi oleh sedimen yang berumur muda dan kurang terpadatkan. Apabila terjadi gempa bumi, maka sangat dimungkinkan terjadi amplifikasi gelombang gempa bumi atau penguatan gelombang gempa bumi.

Semoga artikel tentang karakteristik zona subduksi di Indonesia ini bermanfaat dan menambah ilmu bencana alam.

Tags:
author

Author: 

Saya Ibnu Rusydy, Pecinta, pelajar dan pengajar Ilmu Kebumian yang lahir di Aceh-Indonesia. Saat ini saya tergabung dalam Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Komisaris Wilayah Aceh (id: IBN-RUSYD-150) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah Aceh (Npa: 4658). Apabila menyukai artikel yang saya tulis, silahkan sebarkan ke kawan-kawan anda.

Leave a Reply