Pulau Kalimantan, kita menyebutnya sebagai pulau yang aman dari gempa bumi dan tsunami. Alamnya yang asri, kaya sumberdaya alam geologi dan hayati, sampai akhirnya dijadikan calon ibu kota baru Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa pulau Kalimantan yang aman dari gempa bumi ini ternyata tidak aman dari Tsunami.
Tsunami masa lalu yang pernah terjadi di sana dan itu bukan disebabkan oleh retakan bawah laut akibat gempa bumi, melainkan akibat longsor bawah laut.
Longsor Yang Memicu Tsunami
Tsunami terjadi akibat adanya perpindahan massa air laut akibat adanya gangguan di bawah laut.
Selain disebabkan oleh gempa bumi dangkal di laut, tsunami juga bisa disebabkan oleh longsor bawah laut.
Sejarah mencatat bahwa letusan gunung api Krakatau menyebabkan longsor bawah laut dan memicu tsunami pada tahun 1883.
Pada akhir Desember 2018, Anak Krakatau kembali meletus yang menyebabkan longsor di sisi Baratdaya yang akhirnya memicu tsunami.
Baca: Longsor Anak Krakatau Yang Memicu Tsunami, Pernah Diprediksi?
Selain longsor bawah laut yang dipicu oleh letusan gunung api, tsunami akibat tanah longsor bawah laut yang dipicu oleh gempa bumi juga pernah terjadi.
Pada tahun 2010, tsunami yang bersifat lokal terjadi di Haiti akibat longsor bawah laut.
Longsor bawah laut ini dipicu oleh getaran yang bersumber dari gempa darat.
Di Indonesia, fenomena terjadi di Palu dan Donggala pada tanggal 28 September 2018.
Bacaan Terkait:
- Lessons learned dari Tsunami Haiti 2010
- Fakta Ilmiah Tsunami Palu: Jejak Longsor di Dasar Laut Palu
- Mengungkap Misteri Penyebab Tsunami Palu
- Gempa Palu 28 September 2018 yang Memicu Tsunami
- Daratan Sulawesi Tengah yang Bergeser Setelah Gempa Bumi
Untuk lebih memahami seperti apa fenomena longsor bawah laut yang memicu tsunami, silahkan tonton video di bawah ini.
Setelah melihat fenomena tanah longsor yang bisa memicu tsunami, bisakah kawasan yang berpotensi terjadinya tanah longsor tersebut dideteksi?
Pemicu Tsunami di Kalimantan
Pada tanggal 1 April 2020, sebuah penelitian yang melibatkan para peneliti dari University Edinburgh, University College London, dan Institut Teknonlogi Bandung telah terbit.
Penelitian tersebut dilakukan di Selat Sulawesi (laut antara pulau Kalimantan dengan Sulawesi) menggunakan metode Seismik Refleksi untuk mendeteksi longsor bawah laut yang pernah terjadi pada masa lalu.
Apa penyebab longsor bawah laut?
Sedimen Laut Yang Tidak Padat
Longsor bawah laut sering kali diakibatkan karena kurang padatnya endapan sedimen bawah laut yang berlereng.
Endapan sedimen laut di selat Sulawesi banyak bersumber dari delta Mahakam.
Sungai-sungai di atas delta Mahakam diyakini mengendapkan jutaan meter kubik sedimen setiap tahunnya ke selat Sulawesi.
Pengendapan sedimen yang cepat menyebabkan sedimennya tidak terpadatkan (konsolidasi) dengan baik dan mudah untuk longsor.
Arus Bawah Laut Selat Sulawesi
Arus laut dari lautan Berebes ikut membentuk cekungan bawah laut selat Sulawesi yang berlereng.
Pada gambar di bawah ini dapat dilihat seperti apa arus bawah laut dari laut Celebes dan kemiringan lereng bawah laut sampai 25 derjat.
Gempa Bumi dari Sulawesi
Seperti kejadian-kejadian longsor bawah laut yang terjadi sebelumnya.
Longsor bawah laut sering kali dipicu oleh gempa bumi dan kawasan pulau Sulawesi memiliki sejarah kegempaan yang cukup tinggi.
Kawasan sumber-sumber gempa tersebut tersebut tidak jauh dari selat Sulawesi yang menjadi pemisah pulau Kalimantan dengan pulau Sulawesi.
Sejarah Longsor
Para peneliti berhasil menemukan beberapa lokasi longsor bawah laut yang pernah terjadi di masa lalu.
Berdasarkan gambar di atas, beberapa lokasi longsor bawah laut pernah terjadi yang kemungkinan berdampak ke pesisir kota Balikpapan, delta Mahakam, dan kota-kota pesisir timur Kalimantan.
Melihat besarnya volum massa sedimen yang pindah, tentu saja akan memicu tsunami yang cukup besar.
Apakah tsunami Kalimantan tersebut sampai ke kawasan Kutai Kartanegara dan akan terjadi di masa depan?, perlu penelitian lebih lanjut.