Ini Dia Cara Memperkuat Lereng Agar Tidak Longsor

shotcrete di hongkongMemasuki bulan Desember 2014, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) memperkirakan bahwa intensitas curah hujan akan semakin meningkat di bulan Desember 2014. Peningkatan intensitas juga ini tentu akan diikuti oleh peningkatan kejadian bencana alam berupa tanah longsor, banjir dan banjir bandang. Ketiga bencana alam ini dipicu oleh curah yang tinggi dan juga karena kegagalan kita dalam mengatur air hujan dan air tanah. Dalam upaya menyelamatkan diri kita, keluarga dan masyarakat dari bencana alam tanah longsor, pada kesempatan kali ini saya mencoba menulis dan berbagi beberapa cara yang bisa dilakukan agar longsor tidak terjadi .

Secara garis besar, apabila kita merujuk kepada beberapa literatur yang membahas tentang upaya mitigasi bencana tanah longsor, kita akan menemukan dua cara yang sering dilakukan agar kita terhindar dari bencana alam tanah longsor tersebut. Cara pertama adalah cara struktural berupa kestabilan lereng dan proteksi atau perlindungan lereng, dan cara kedua adalah non-struktural berapa penguatan kapasitas manusia.

Ketika mengambil mata kuliah Geo-hazard dan mata kuliah Mekanika Batuan di Magister Teknik Geologi, saya juga diajarkan untuk melakukan pendekatan struktural dan non-struktural dalam upaya mitigasi bencana, salah satunya bencana alam tanah longsor, namun pada kesempatan kali ini saya bahas pendekatan secara struktural saja dulu ya….

Upaya Penstabilan Lereng

Tanah longsor yang kerap terjadi di lereng tanah atau lereng batu, sebenarnya bisa diminimalisir kejadiannya dengan cara menstabilkan lerengnya.

“Kok kata yang digunakan menimalisir?, ya, karena objek yang mau kita stabilkan itu alam dan saya tidak berani menggunakan kata menghilangkan atau meng-nol-kan kejadian longsor”.

Dalam upaya meminimalisir kejadian tanah longsor pada lereng tanah dan batu dengan cara menstabilkan lereng, disana ada 2 (dua) metode yang bisa dilakukan. Yang pertama adalah upaya penstabilan lereng dengan cara menguatkan lereng dan yang kedua adalah upaya penstabilan lereng dengan cara Rock Removal (memindahkah batu pembentuk lereng yang mau jatuh atau bentuk lerengnya diubah). Kedua cara pengstabilan ini banyak sekali dilakukan di negara-negara maju dan negara berkembang. Negara tetangga kita juga sudah menggunakan metode penstabilan lereng ini untuk mengurangi atau meminimalisir kejadian tanah longsor di negara mereka.

Untuk metode penguatan lereng sendiri, sebenarnya kita bisa menggunakan berbagai macam alat penguat yang bisa dipasang di lereng tanah atau lereng batu. Misalnya saja untuk lereng batu memiliki yang kekar atau joint atau rekahan yang lumayan banyak, kita bisa memasang Rock Bolting (Baut Batu), Rock Dowel, dan Rock Anchor. Untuk lereng tanah bisa memilih jenis penguat lereng seperti pemasangan Shotcrete, Soil nail, Buttresses, dan pembuatan Drainase.

 

agar tidak longsor

Beberapa metode penguatan lereng yang digunakan pada lereng batu yang disarankan oleh Geotechnical Control Office Hongkong tahun 1986

 

Pemilihan dan pemasangan jenis penguatan lereng yang saya sebutkan dan ada di gambar di samping kiri tentu tidak asal pasang. Pemasangan penguatan tersebut harus berdasarkan studi awal atau adanya penelitian awal terhadap kondisi lereng batu tersebut. Setiap kekar atau Joint dan patahan/sesar yang ada pada lereng harus terpetakan dengan baik. M

isalnya saja pada gambar di atas, seandainya zona patahan (fault zone) di atas tidak terpetakan sebelumnya tentu pemasangan rock anchor tidak dilakukan atau mungkin dilakukan namun tidak sampai mengikat kedua blok batuan akibat patahan tersebut. Kalau tidak mengikat kedua blok batuan, ya tentu saja pemasangan ini tidak ada gunannya dan longsor jenis Translasi atau jatuhan batu tetap akan terjadi. Mengingat pemasangan jenis penguatan lereng batu ini tidak boleh asal pasang, maka keterlibatan ahli geologi khusus ahli geologi teknik atau ahli mekanika batuan sangat diperlukan.

Untuk lereng tanah bercampur batu, upaya penstabilan bisa dilakukan dengan memasang Shotcrete, Buttresses, Soil Nail, dan pembuatan Drainase. Misalnya saja pemasangan Shotcrete atau melapisi lapisan lereng tanah dengan semen agar tidak dimasuki oleh air hujan dan lerengnya stabil. Pemasanngan Shotcrete juga harus membuat Inclined drainhole supaya air tanah yang ada dalam lereng bisa mengalir keluar. Mengapa air tanah harus dialirkan keluar dan sering kali menjadi penyebab utama longsor di lereng tanah, pembaca bisa baca penjelasan saya di link ini https://www.ibnurusydy.com/penyebab-dan-kriteria-longsor-di-leupung-dan-lhoong-aceh/

Cara penstabilan lereng yang ke-dua adalah dengan cara Rock Removal atau memindah batuan yang ada di atas lereng batu. Jenis-jenis metode Rock Removal antara lain; Re-profiling, Trimming, dan Scaling. Ketiga bentuk cara rock removal ini sebenarnya usaha kita menstabilkan lereng dengan menurunkan batu-batu yang ada pada lereng yang dimungkinkan akan jatuh di suatu saat nanti. Apabila pada lereng tanah, metode ini adalah usaha kita melandaikan atau membentuk kembali lereng-lereng supaya tidak terjadi tanah longsor.

shotcrete di hongkong

Contoh lereng yang dipasangi Shotcrete di salah satu jalan di Hongkong.

Upaya Proteksi Lereng

Apabila kita sudah memahami cara penstabilan lereng di atas, hal lain yang bisa juga dilakukan untuk melindungi manusia dari bencana alam tanah longsor adalah dengan menerapkan metode Proteksi atau Perlindungan Lereng. Metode ini merupakan usaha kita untuk memasang suatu di sekitar lereng yang labil supaya ketika ada batu yang jatuh tidak menimpa manusia dan property manusia. Metode perlindungan yang bisa dilakukan antara lain dengan cara memasang Rock Trap Dish, Wire Mesh,Wire Netting dan Rock Fall Fence (pagar yang dipasang dipinggir lereng agar ketika ada batu yang jatuh tidak terlempar ke tengah jalan yang menimbulkan korban jiwa).

Selain cara penstabilan lereng dan pelingdungan lereng yang saya jelaskan di atas. Satu lagi cara struktural yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak bencana alam tanah longsor yaitu dengan cara memasang alat deteksi longsor atau Early Warning System Tanah Longsor berupa sirini peringatan dini. Saat ini UGM (Universitas Gajah Mada) sudah mengembangkan alat tersebut dan semoga bisa terpasang di seluruh lereng yang berpotensi longsor di seluruh Indonesia. Untuk longsor yang pergerakan pelan-pelan atau jenis rayapan, bisa dipantau dengan metode yang pernah saya jelaskan di link ini https://www.ibnurusydy.com/pemantauan-pergerakan-tanah-landslide/

wire netting

Wire Neeting yang pernah dipasang di salah satu kawasan di Malaysia (Tajul Anwar, 2004)

Kesemua metode penstabilan dan perlindungan lereng ini merupakan usaha kita untuk meminimalisir kejadian tanah longsor pada suatu lereng. Semoga article tentang Cara Memperkuat Lereng Agar Tidak Longsor ini bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama tentang upaya mitigasi tanah longsor.

Salam Siaga Dari Aceh,

Ibnu Rusydy

Tags:
author

Author: 

Saya Ibnu Rusydy, Pecinta, pelajar dan pengajar Ilmu Kebumian yang lahir di Aceh-Indonesia. Saat ini saya tergabung dalam Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Komisaris Wilayah Aceh (id: IBN-RUSYD-150) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah Aceh (Npa: 4658). Apabila menyukai artikel yang saya tulis, silahkan sebarkan ke kawan-kawan anda.

Leave a Reply