Identifikasi korban bencana merupakan tugas harus dilakukan oleh ahli forensik untuk mengungkap jati diri korban. Data ini tentu sangat ditunggu oleh keluarga korban bencana alam ataupun bencana non-alam. Pada tanggal 28 Desember 2014 lalu, negara kita kembali didera bencana non-alam atau bencana teknologi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya – Singapura. Sahabat-sahabat kita dari Basarnas yang dibantuk oleh TNI dan POLRI terus berupa mencari korban jatuhnya pesawat tersebut dan melakukan indenfikasi korban yang berhasil ditemukan. Bagaimana cara identifikasi korban bencana? Berikut ini ada 5 cara identifikasi korban bencana yang saya kutip dari situs http://www.dw.de.
Sidik Jari atau Dactyloscopy
Dasar pemikiran untuk melakukan identifikasi korban bencana berdasarkan pada sidik jari karena tidak satu manusiapun di bumi ini yang memiliki bentuk sidik jari yang sama. Namun penggunaan sidik jari untuk identifikasi korban bencana bisa dilakukan untuk korban-korban bencana yang masih baru ditemukan atau dalam kondisi sidik jarinya masih utuh dan bisa diidentifikasi. Metode ini bisa dilakukan apabila korban bencana alam tersebut memiliki data medis sebelumnya atau lebih dikenal dengan istilah Ante mortem.
Ciri Fisik atau Anthropometri
Ciri fisik atau dikenal dengan istilah Anthropometri ini berupa ciri khas yang dimiliki oleh korban bencana. Misalnya saja korban bencana tersebut memiliki tanda lahir, tahi lalat, bekas luka akibat operasi atau kecelakaan sebelumnya, tatto dan bentuk ciri fisik lainnya. Dengan mencocokkan ciri fisik ini bisa didapatkan dari keluarga korban atau teman korban. Dengan mencocokkan data ciri fisik ini, mudah-mudahan korban bencana tersebut dapat diketahui identitasnya.
Forensik Gigi atau Odontologi
Cara yang ketika untuk identifikasi korban bencana alam adalah dengan melihat bentuk gigi atau forensik gigi. Metode ini digunakan untuk korban yang sudah sudah dikenali. misalnya korban pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan telambat dan kondisi fisiknya sudah rusak. Forensik gigi ini bisa diterapkan apabila ada Ante Mortem sebelumnya dari rontgen atau informasi dari keluarga yang menyatakan bahwa korban tersebut menggunakan gigi palsu atau lain sebagainya.
Citra Röntgen
Metode Citra Rontgen bisa dilakukan untuk identifikasi korban bencana apabila korban bencana tersebut memiliki data citra rontgen sebelum menjadi korban. Metode ini digunakan untuk korban yang tidak bisa lagi dikenali dari wajah dan kulitnya atau sudah lama rusak bagian kulitnya. Contoh data rontgen ini adalah bekas patah tulang atau perubahan tulang lainnya yang dimiliki oleh korban. namun sering kali metode ini kurang bisa diterapkan karena tidak semua korban memiliki data rontgen ini, kalaupun ada kebanyakkan tidak tersimpan dengan baik.
Sidik Jari Genetika
Metode jari genetikan atau DNA adalah metode yang paling populer saat ini. Sebelum menerapkan metode ini, para ahli forensik akan mengambil DNA keluarga korban yang nantinya akan dicocok dengan korban bencana alam tersebut. Metode ini sangat akurat namun memerlukan waktu yang lama dan biaya agak besar dibandingkan dengan metode yang lain.
Semoga artikel tentang cara identifikasi korban bencana ini bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalam,