
Hampir semua kita mampu menjawab apabila ditanya bagaimana iklim di tempat kita tinggal.
Namun, bisakan kita menjawab apabila kita ditanya bagaimana iklim di tempat kita di masa lalu?.
Berbicara masa lalu, kita bisa memisahkan menjadi masa sekitar 10-20 tahun, 20-100 tahun lalu, masa sejarah manusia, masa tidak ada catatan sejarah manusia.
Untuk waktu sekitar 10 – 20 tahun lalu, kita masih bisa mengandalkan teknologi satelit di langit dan alat pengukur yang ditempatkan di darat untuk mengetahui perubahan iklim.
Dalam jangka waktu 20 – 100 tahun ada peneliti yang mencoba melihat perubahan iklim berdasarkan lapisan cincin pohon.
Dalam masa sejarah manusia, kita bisa mempelajari perubahan iklim masa lalu berdasarkan catatan sejarah yang ditulis manusia.
Bagaimana dengan kondisi iklim sebelum ada catatan manusia?
Baca: Perubahan Iklim; Yok Kita Lihat Suhu Bumi Sejak 65 Juta Tahun Lalu
Mau tidak mau kita harus membaca “catatan yang ditinggal alam”. Dimana saja catatan tersebut berada?
Lapisan Batuan Dalam Gua
Sebelum mempelajari perubahan iklim masa lalu di tempat yang jauh dan dalam, tempat pertama yang menyimpan “rekaman iklim purba” adalah lapisan batu yang ada di dalam Gua.
Hampir semua gua yang ada di seluruh dunia terbentuk pada batu gamping (limestone). Batu gamping ini sebagian besar tersusun atas mineral Kalsit (kalsium karbonat) yang sangat mudah laut dalam air.
Akibat proses pelarutan kalsit inilah, lama-lama lubang gua terbentuk di bawah permukaan. Prosesnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Setelah Gua sempurna terbentuk pada Tahap 3 sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas.
Struktur gua berupa Stalaktit yang menggantung di atas gua dan stalagmit yang terdapat di lantai gua stalagmit mulai terbentuk diikuti lapisan lantai gua hasil dari pelarutan stalagmit.

Struktur gua yang terbentuk ini dikenal dengan nama Speleothems. Butuh waktu yang sangat lama untuk terbentuknya Speleothems pada sebuah gua.
Bentuk, kandungan, dan ketebalan dari Speleothems ini akan menunjukkan seperti ada iklim masa lalu ketika Speleothems ini terbentuk.

Untuk meneliti Speleothems, peneliti akan membelah Speleothems tersebut untuk melihat pola lapisan yang terbentuk dalam Speleothems ini.
Selain itu, konsentrasi oksigen dan karbon dalam air yang membentuk Speleothems ini menunjukkan kondisi suhu bumi pada waktu lapisan Speleothems ini terbentuk, artinya suhu masa lalu.
Setelah membelah Speleothems ini, peneliti bisa melihat pola musim masa lalu di sekitar gua tersebut namun kapan itu terjadi?
Untuk menjawab waktu kejadiannya, peneliti geologi harus mengambil sampel Speleothems tersebut untuk dilakukan dating (penanggalan) berdasarkan waktu paruh Uranium ke Thorium (U/Th) dan analisis geokimia lainnya. Hasilnya sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas.
Apakah untuk mempelajari iklim masa lalu cukup menganalisis Speleothems pada satu Gua?
Tentu saja tidak, memperlajari satu Gua pada satu lokasi, kita cuma mengetahui kondisi cuaca masa lalu lalu di sekitar gua itu saja.
Untuk mengetahui iklim yang sifatkan lebih luas, kita harus menganalisis Speleothems dari beberapa gua dari tempat yang berbeda-beda.
Terumbu Karang

Objek kedua yang bisa digunakan untuk meneliti perubahan iklim masa lalu adalah Terumbu Karang.
Kalau sebelumnya saya menjelaskan Speleothems yang mampu menyimpan jejak iklim masa lalu sampai 12 ribu tahun, bagaimana dengan Terumbu karang?.
Hampir sama dengan Speleothems, terumbu kareng juga tersusun dari mineral Kalsium karbonat (kalsit) yang berasal dari hewan kecil coral polyps namun waktu yang didapatkan lebih pendek.
Tekstur dari mineral kalsit pembentuk terumbu karang akan berbeda antara musim hujan dan kemarau, demikian juga dengan musim-musim yang lain.
Perbedaan ini memungkin para peneliti untuk memperkirakan iklim masa lalu dari terumbu karang. Terumbu karang tersebut harus diambil dari dari laut seperti gambar di atas, kemudian dipotong melintang untuk melihat polanya.
Setelah itu diambil sampel untuk dilakukan penanggalan guna mendapatkan tahun pembentukannya.
Semoga artikel Seri 1 tentang cara mengetahui iklim masa lalu ini bermanfaat, dan nantikan artikel Seri 2.