Letusan Barujari yang terjadi pada tanggal 1 Desember 2015 (www.volcanodiscovery.com)
Gunung Barujari yang merupakan anak Gunung Rinjani, pada tanggal 27 September 2016, kembali meletus. Gunung Api yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut mengeluarkan abu vulkanik setinggi 2000 meter. Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), abu vulkanik tersebut mengarah ke arah barat-baratdaya. Seismograf di Pos Pengamatan Gunungapi Rinjani yang berada di Kampung Sembalun Lawang mencatat amplituda Gempa vulkanik akibat letusan tersebut sebesar 52 mm dengan lama gempa sekitar 100 detik.
Letak Gunung Api Barujari di Kaldera Rinjani (volcano.si.edu)
Gunung Api Barujari lahir setelah letusan dahsyat Gunung Api Rinjani sekitar abad ke-13. Letusan dahsyat Gunung Rinjani pada tahun 1257 tersebut dapat dilihat dari tebalnya endapan piroklastik yang terdapat di sekitar gunung Rinjani.
Selain membentuk Gunung Barujari, letusan 1257 tersebut sebagai awal lahirnya danah kawah Segara Anak (Lavigne dkk, 2013). Pada gambar di bawah ini dapat dilihat danah kawah Segara Anak dan posisi Gunung Barujari dan Gunung Rinjani.
Kaldera Gunung Rinjani dan Danau Kawah Segara Anak (Lavigne dkk, 2013)
Banyak ahli mengatakan bahwa gunung api Barujari adalah bagian dari gunung Rinjani dan ketika ada letusan di lubang kepundan Barujari tetap dikatakan sebagai letusan Gunung Rinjani. Hal ini dikarenakan kedua gunung tersebut memiliki sumber dapur magma yang sama.
Letusan Barujari yang terjadi pada tanggal 1 Desember 2015 (www.volcanodiscovery.com)
Gunung api Rinjani memiliki sejarah letusan yang sangat panjang dan dahsyat namun untuk bagian gunung Barujadi sendiri, sejarah letusannya bisa dibilang masih baru.
Tercatat terakhir, pada tanggal 1 Desember 2015, gunung Barujari pernah mengeluarkan lava pijarnya dan mengeluarkan debu vulkanik beserta awan panas.
Pada tanggal 27 September 2016 pukul 15:00 WITA, Badan Geologi meningkatkan Status Gunungapi Rinjani dari Level I (NORMAL) ke Level II (WASPADA).
Badan Geologi melalui website merekomendarikan agar masyarakat di sekitar Gunungapi Rinjani dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan beraktivitas/berkemah di dalam Kaldera Gunung api Rinjani dan di dalam radius 3 km dari kawah Gunung Barujari yang berada di dalam Kaldera Gunung api Rinjani.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat diharap untuk tetap diam di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk memakai masker, penutup hidung, dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan iritasi mata akibat gunung meletus.
Masyarakat di sekitar Gunung api Rinjani diharap untuk tetap tenang namun juga tetap waspada, dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunungapi Rinjani.
Semoga informasi tentang Gunung Rinjani dan Barujari ini bermanfaat dan meningkatkan pengetahuan bencana alam.
Gempa bumi dangkal yang bersumber dari patahan di darat kembali terjadi di Myanmar pada tanggal…
Pada tanggal 28 Maret 2025, sebuah gempa bumi yang bersumber dari patahan dangkal di darat…
Sebagai sebuah negara yang berada di posisi "ring of fire" kesiapsiagaan kita menghadapi bencana gempa…
Beberapa objek yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari iklim masa lalu (purba), Sumber gambar dari…
Menurut para geologist, bumi tempat kita tinggal telah berumus 4,56 milyar tahun. Dalam perkembangannya, bumi…
Sebagai negara yang beriklim tropis, kita memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Intensitas curah…
Leave a Comment