Banjir

Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Banjir timbul jika air mengenangi daratan yang biasanya kering. Pada umumnya, banjir disebabkan oleh air yang sungai yang meluap sebagai akibat curah hujan yang tinggi.

Ditinjau dari karakteristik geografis dan geologis wilayah, Indonesia adalah salah satu kawasan rawan bencana banjir. Sekitar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia melintasi wilayah penduduk padat. Lebih dari 220 juta penduduk, sebagian adalah miskin dan tinggal di daerah rawan banjir. Pada umumnya bencana banjir tersebut terjadi di wilayah Indonesia bagian barat yang menerima curah hujan lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur.

Berdasarkan kondisi morfologis, penyebab banjir adalah karena relief bentang alam Indonesia yangsangat bervariasi dan banyaknya sungai yang mengalir diantaranya.Daerah rawan banjir tersebut diperburuk dengan penggundulan hutan atau perubahan tata-guna lahan yang tidak memperhatikan daerah resapan air. Perubahan tataguna lahan yang kemudian berakibat menimbulkan bencana banjir, dapat dibuktikan antara lain di daerah perkotaan sepanjang pantai terutama yang dialiri oleh sungai.

Penebangan hutan secara tidak terkontrol juga menyebabkan peningkatan aliran air (run off) pemukiman yang tinggi dan tidak terkendali, sehingga menimbukan banjir bandang dan kerusakan lingkungan di daerah satuan wilayah sungai. Dari data kejadian bencana selama tahun 2003-2005, bencana hidrometeorologi menempati urutanterbesar (53,3%) dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana hidrometeorologi tersebut, 34,1%-nya adalah bencana banjir.

DAERAH POTENSI RAWAN BANJIR

Secara umum daerah yang memiliki resiko tinggi adalah di wilayah Indonesia bagian barat,karena curah hujannya lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur.Berdasarkan data  BMG, di beberapa provinsi yang berpotensi rawan banjir pada bulan Nopember 2007 (awal musim penghujan), diperkirakan terjadi bencana banjir dengan tingkat potensi  tinggi terjadi di 20 Kabupaten/Kota, tingkat potensi menengahterjadi di 50 Kabupaten/Kota dan tingkat potensi rendahterjadi di 50 Kabupaten/Kota. Sedangkan pada bulan Desember 2007, terjadi bencana banjir dengan tingkat potensi  tinggi di 90 Kabupaten/Kota, tingkat potensi menengahterjadi di 83 Kabupaten/Kota dan tingkat potensi rendah terjadi di 36 Kabupaten/Kota.

Peta Banjir Indonesia

Peta Potensi Banjir Indonesia berdasarkan data dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Penanggulangan Banjir

Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir (prevention), penanganan saat banjir (response/intervention), dan pemulihan setelah banjir (recovery). Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan. Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan (prevention) sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai (in-stream) sampai wilayah dataran banjir (off-stream), dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna  lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.

penanggulangan banjir

Kegiatan penanggulangan banjir dalam beberapa siklus banjir

Setelah pencegahan dilaksanakan, dirancang pula tindakan penanganan (response/intervention) pada saat bencana banjir terjadi. Tindakan penanganan bencana banjir, antara lain pemberitahuan dan penyebaran informasi tentang prakiraan banjir (flood forecasting information and dissemination), tanggap darurat, bantuan peralatan perlengkapan logistik penanganan banjir (flood emergency response and assistance), dan perlawanan terhadap banjir (flood fighting). Pemulihan setelah banjir dilakukan sesegera mungkin, untuk mempercepat perbaikan agar kondisi umum berjalan normal. Tindakan pemulihan, dilaksanakan mulai dari bantuan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, perbaikan sarana-prasarana (aftermath assistance and relief), rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik dan non-fisik (flood adaptation and rehabilitation), penilaian kerugian materi dan non-materi, asuransi bencana banjir (flood damage assessment and insurance), dan pengkajian cepat penyebab banjir untuk masukan dalam tindakan pencegahan (flood quick reconnaissance study).

Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir

Menurut Deputi Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas, partisipasi masyarakat merupakan proses teknis untuk memberi kesempatan dan  wewenang lebih luas kepada masyarakat, agar masyarakat mampu memecahkan berbagai persoalan bersama-sama. Pembagian kewenangan ini dilakukan berdasarkan tingkat keikutsertaan (level of involvement) masyarakat dalam kegiatan tersebut. Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan bencana bertujuan untuk mencari solusi permasalahan lebih baik dalam suatu komunitas, dengan membuka lebih banyak kesempatan bagi masyarakat untuk memberi kontribusi sehingga implementasi kegiatanberjalan lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Stakeholder penanggulangan banjir secara umum dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

  1. Beneficiaries,  masyarakat yang mendapat manfaat/dampak secara langsung maupun tidak langsung
  2. Intermediaries, kelompok masyarakat atau perseorangan yang dapat memberi pertimbangan atau fasilitasi dalam penanggulangan banjir, antara lain:
    konsultan, pakar, LSM, dan profesional di bidang SDA.
  3. Decision/ policy makers, lembaga/institusi yang berwenang membuat keputusan dan landasan hukum, seperti lembaga pemerintahan dan dewan sumberdaya air.

Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan keterbukaan dalam program-program pemerintah, maka akuntabilitas pemerintah dapat dinilai dari sejauh mana partisipasi masyarakat dan pihak terkait (stakeholder) dalam program pembangunan. Partisipasi masyarakat, mulai dari tahap kegiatan pembuatan konsep, konstruksi, operasionalpemeliharaan, serta evaluasi dan pengawasan.Penentuan dan pemilahan stakeholderdilakukan dengan metode Stakeholders Analysisyang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) identifikasi stakeholder; (2) penilaian ketertarikan stakeholderterhadap kegiatan penanggulangan banjir; (3) penilaian tingkat pengaruh dan kepentingan setiap stakeholder; (4) perumusan rencana strategi partisipasi stakeholderdalam penanggulangan banjir pada setiap fase kegiatan.

Semua proses dilakukan dengan mempromosikan kegiatan pembelajaran dan peningkatan potensi masyarakat, agar secara aktif berpartisipasi, serta menyediakan kesempatan untuk ikut ambil bagian, dan memiliki kewenangan dalam proses pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan penanggulangan banjir.

Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanggulangan banjir terdiri dari tujuh tingkat yang didasarkan pada mekanisme interaksinya, yaitu:

  1. penolakan (resistance/opposition)
  2. pertukaran informasi (information-sharing)
  3. konsultasi (consultation with no commitment)
  4. konsensus dan pengambilan kesepakatan bersama (concensus building and agreement)
  5. kolaborasi (collaboration)
  6. pemberdayaan dengan pembagian risiko (empowerment-risk sharing)
  7. pemberdayaan dan kemitraan (empowerment and partnership)

Tahap Pencegahan Banjir secara Individu

Menurut E-School Today, pencegahan banjir bisa dilakukan dengan beberapa tahap, seperti:

  1. Membangun Sea Wall atau dinding laut untuk mencegah terjadinya banjir Rob atau banjir pasang.
  2. Membangun Retaining wall atau dinding penahan air sungai.
  3. Membuat perencanaan kota dalam menghadapi banjir. Pada artikel Cara mengatasi Banjir Jakarta Ala Bangkok, saya sudah menjelaskan dengan detail perencanaan kotanya. Silahkan Klik disini untuk membaca artikel tersebut.
  4. Melakukan penanaman pohon untuk mengurangi kejadian banjir. Seperti apa pohon sanggup menahan banjir, saya menyarankan pembaca membaca artikel Sistem Hidrologi, Hutan dan Bencana.
  5. Pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan yang berpotensi banjir.
  6. Melakukan kajian ilmiah terkait cekungan atau DAS (daerah alisan sungai) suatu kawasan.
  7. Dll

Tahap Penanganan Banjir secara Individu

Banjir dapat terjadi dengan sangat cepat, dalam menghadapi bencana banjir, hal pertama yang harus dilakukan adalah;

  1. memastikan bahwa anak-anak dan lansia dalam kondisi aman dan segera meninggalkan rumah menuju ke tempat yang lebih tinggi . 
  2. Matikan semua alat listrik, gas ,pemanas dan sejenisnya jika ada sedikit waktu.
  3. Biarkan daerah sebelum telah tergenang air
  4. Jangan mengemudi melalui air yang mengalir, karena kekuatan aliran bisa tiba-tiba meningkat. 
  5. Segera menjauh dari jaringan listrik atau kabel transmisi listrik yang rusak .
  6. Cobalah untuk menjauhkan diri dari air banjir karena mungkin mengandung bahan berbahaya.

Tahap Pemulihan dari Banjir secara Individu

Setelah banjir terjadi, ada beberapa hal yang mesti anda lakukan;

  1. Pastikan Anda memiliki izin dari petugas darurat untuk dapat kembali dalam rumah Anda.
  2. Jauhkan semua peralatan listrik sebelum anda kembali untuk membersihkan rumah anda.
  3. Pastikan Anda memiliki foto-foto, atau catatan semua kerusakan, karena mungkin diperlukan untuk klaim asuransi.
  4. Bersihkan seluruh rumah, bersama-sama dengan semua benda yang ada di dalamnya sebelum anda menggunakannya lagi.
  5. Gunakan peralatan yang tepat dalam membersihkan rumah anda.

Untuk lebih jelas tentang apa yang harus dilakukan sebelum, ketika dan sesudah banjir terjadi. Pembaca bisa melihat video berikut ini;

Sumber:

Bagikan ke Kawan-Kawan Anda..!!!

[sgmb id=1]