Seismik tomografi merupakan sebuah metode geofisika untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi berdasarkan data waktu tiba gelombang gempabumi (P dan S) yang terekam oleh peralatan seismik (seismometer) yang tersebar di atas permukaan bumi. Hasil pengolahan dan analisa gelombang tersebut akan memberikan gambaran struktur 3D interior bumi secara rinci. Seperti yang pernah penulis jelaskan sebelumnya bahwa metode seismik tomografi ini seperti sistem kerja CT Scan atau USG yang digunakan oleh dokter untuk melihat kondisi organ dalam dan tulang manusia tanpa melakukan operasi. Apabila gambar CT Scan dibuat dalam jumlah banyak dari berbagai arah maka akan didapatkan pencitraan/images dalam bentuk 3 Dimensi. Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang Geofisika namun bukan untuk melihat isi dalam tubuh manusia melainkan melihat isi dalam bumi tanpa harus melakukan pengeboran. Sumber getaran yang digunakan bisa dari sumber buatan maupun sumber alami berupa gempabumi yang sering terjadi di seluruh dunia.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, peralatan seismometer juga mengalami perkembangan yang luar biasa dari hari kehari. Seismometer modern yang disebar di seluruh dunia saat ini bisa merekam getaran-getaran kecil gempabumi yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Setelah sekian gempabumi terjadi, data yang terekam dari ribuan seismometer yang tersebar di seluruh dunia dalam sekiat waktu, selanjutnya diproses untuk mendapatkan resolusi tinggi pencitraan keadaan dalam bumi (images of earth’s interior) menggunakan teknik seismik tomografi. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh hasil pencitraan seismik tomografi untuk melihat kondisi penunjaman lempeng tektonik di bawah Amerika.
Prof. Dr. Sri Widiyantoro yang sekarang ini menjabat ketua Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI 2012-2014) bersama kawan-kawannya pada tahun 2008 pernah memublikasi tulisan yang berjudul Complex slab subduction beneath northern Sumatra di GEOPHYSICAL RESEARCH LETTERS. Kemudian pada tahun 2009 memublikasi paper yang berjudul Seismicity and Structure of Lithosperic Slab Beneath the Sunda Arc, Indonesia. Dari hasil penelitian beliau di dapat pencitraan seismik tomografi sepanjang zona subduksi di wilayah Indonesia.
Selain kedua tulisan tersebut, banyak sekali publikasi beliau yang lain tentang seismik tomografi, jadi pembaca yang penasaran boleh tanya sama si adik Google , knapa saya panggil adik? karena dia baru lahir pada tanggal 15 September 1997…..hehehehhe.
Karena landainya tunjaman lempeng Indo-Australia terhadapa Eurasia di sekitar Sumatra menyebabkan zona gesekan antara keduanya menjadi sangat luas. Makin luasnya area gesekan antara kedua lempeng tersebut menyebabkan zona kuncian (lock) juga makin luas dan bisa memicu gempa-gempa besar. Pada tulisan ini, penulis juga pernah membahas indikasi suatu kawasan masih dalam keadaan lock
Dari hasil tomografi tersebut bisa dilihat bahwa kawasan subduksi di Sumatra bagian atas memiliki potensi gempa bumi lebih besar dibandingkan dengan kawasan subduksi di pulau Jawa. Dengan adanya informasi seismik tomografi dari Geofisikawan ini tentu sangat membantu pemerintah Indonesia dalam membuat kebijakan sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi.
Gempa bumi dangkal yang bersumber dari patahan di darat kembali terjadi di Myanmar pada tanggal…
Pada tanggal 28 Maret 2025, sebuah gempa bumi yang bersumber dari patahan dangkal di darat…
Sebagai sebuah negara yang berada di posisi "ring of fire" kesiapsiagaan kita menghadapi bencana gempa…
Beberapa objek yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari iklim masa lalu (purba), Sumber gambar dari…
Menurut para geologist, bumi tempat kita tinggal telah berumus 4,56 milyar tahun. Dalam perkembangannya, bumi…
Sebagai negara yang beriklim tropis, kita memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Intensitas curah…
Leave a Comment