Release sementara: Puslit Geoteknologi LIPI 18 April 2012 12:00 WIB akan terus diupdate sesuai dengan perkembangan penelitian (oleh Dr. Nugroho D. Hananto dan Dr. Ir. Haryadi Permana)
Kawasan Sumatera bagian utara kembali diguncang gempa pada tanggal 11 April 2012 jam 15:38 dengan kekuatan M=8.6 menurut United States Geological Survey (USGS) dengan lokasi episenter terletak pada 2.311° LU dan 93.063° BT (Gambar 1). Gempa ini diikuti oleh beberapa gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil dari gempa utama tersebut (Gambar 1), gempa susulan berdasarkan data dari jaringan GFZ dan BMKG).Adalah hal yang menarik karena pada tanggal 10 Januari 2012 yang baru lalu, daerah ini juga telah diguncang oleh gempa dengan kekuatan M=7.2 (Gambar 1). Lokasi gempa ini bertepatan dengan adanya patahan kerak samudera (fracture zone) (F6 pada Gambar 1). Patahan kerak samudera ini telah dapat dicitrakan menggunakan metoda seismik laut dalam atas kerjasama antara LIPI, BPPT, Institut de Physique du Globe de Paris dan didukung oleh WesternGeco, sebuah perusahaan seismik terkemuka. Patahan kerak samudera yang dicitrakan menunjukkan adanya patahan berciri patahan geser dengan sedikit komponen patahan turun. Gempa besar di patahan kerak samudera ini unik karena gempa besar dengan M>8 terjadi pada daerah konvergensi lempeng atau pada zona penunjaman.
Hal ini sangatlah berbeda dengan proses terjadinya gempa bumi Sumatra pada 26 Desember 2004 M=9.2, gempa Nias 25 Maret 2005 M=8.5 dan gempa Pagai, 25 Oktober 2010 M=7.8. Ketiga gempa ini menghasilkan tsunami yang sangat kuat (kecuali gempa Nias yang hanya menghasilkan tsunami lokal). Gempa-gempa ini biasanya disebut dengan gempa megathrust dengan lokasi berada pada zona tumbukan antara dua lempeng yaitu lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia. Melihat hasil relokasi gempa terkini dari GFZ, dapat disimpulkan bahwa gempa-gempa ini terjadi di selubung samudera (oceanic mantle).
Dengan demikian, setidaknya hingga saat ini kita dapat mengamati bahwa sumber gempa di Sumatera dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Gambar 1. Batimetri dan tatanan geodinamika daerah Sumatera bagian utara. Peta diadaptasi dari Singh et al., 2010 sedangkan data gempa dari GFZ dan BMKG. Lingkaran kuning adalah lokasi gempa 10 Januari 2012 M=7.2 (sumber : USGS). Garis biru tua menandakan patahan kerak samudera. Anomali magnetik kerak samudera pada zona bukaan dinyatakan dengan titik abu-abu dengan tulisan angka. Konversi anomali magnetik kedalam umur adalah sebagai berikut : 32 = 72 Ma, 31 = 68 Ma,30 = 67 Ma, 29 = 65 Ma, 28 = 63 Ma, 27 = 61 Ma, 26 = 58 Ma, 25 = 56 Ma, 24 = 53 Ma, 23 = 52 Ma, 22 = 49 Ma, 21 = 47 Ma, 20 = 43 Ma, 19 =41 Ma.
Lingkungan tektonik dari ketiga sumber tersebut adalah berbeda-beda secara alamiah dan memiliki tatanan sifatsifat batuan/reologi yang berbeda-beda pula. Dengan demikian pembagian zonasi atau segmentasinya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu kecermatan dan kehatian-hatian dalam menghubungkan gempa 11 April 2012 dengan aktivitas kegempaan di zona subduksi sepanjang pulau Sumatera dan Jawa. Dengan kata lain, kita tidak bisa dengan serta merta mengasumsikan bahwa gempa ini akan memicu percepatan aktivitas kegempaan atau meningkatkan zona kuncian pada zona penunjaman atau pada zona patahan lain di Sumatra dan Jawa.
Gempa bumi dangkal yang bersumber dari patahan di darat kembali terjadi di Myanmar pada tanggal…
Pada tanggal 28 Maret 2025, sebuah gempa bumi yang bersumber dari patahan dangkal di darat…
Sebagai sebuah negara yang berada di posisi "ring of fire" kesiapsiagaan kita menghadapi bencana gempa…
Beberapa objek yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari iklim masa lalu (purba), Sumber gambar dari…
Menurut para geologist, bumi tempat kita tinggal telah berumus 4,56 milyar tahun. Dalam perkembangannya, bumi…
Sebagai negara yang beriklim tropis, kita memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Intensitas curah…
Leave a Comment