Note: Bagi yang tidak suka membaca teori bisa langsung loncat ke tulisan Lihat Isi Perut Gunungapi dgn Teknologi Geo-magnet
Teknologi/metode geo-magnet adalah metode geofisika yang paling tua. Prinsip dasar dalam metode ini adalah mempelari kondisi bawah permukaan bumi berdasar sifat kemagnetan batuan. Batu magnet sudah lama digunakan oleh orang Cina sebagai petunjuk dalam pelayaran namun gagasan bahwa bumi ini bersifat magnet timbul beberapa tahun kemudian. William Gilbert (1540–1603), seorang doktor Ratu Elizabeth I telah menuliskan sebuah buku yang berjudul “De Magnete” pada tahun 1600. Pada masa inilah timbul pemikiran bahwa semua titik di atas permukaan bumi memiliki nilai dan arah medan magnet yang berbeda-beda. Pada tahun 1830 sampai 1842, Karl Frederick Gauss melakukan pengamatan secara detail terhadap medan magnet bumi. Dia menyimpulkan bahawa sumber medan magnet bumi berasal dari dalam bumi. Dia juga menyatakan bahwa medan magnet bumi juga memiliki hubungan erat dengan perputaran bumi karena kutub magnet bumi dekat dengan sumbu putaran bumi (Telford, 1990).
Makin mahal harganya tentu makin tinggi akurasi dan presisinya karena “harga tidak pernah bohong…..heheehehehhe”
Saat ini banyak sekali penelitian dalam upaya memitigasi dan memonitor bahaya gunungapi supaya tidak menjadi bencana erupsi gunungapi. Ketika gunungapi “berhajat” untuk meletus maka di dalam gunungapi akan terjadi peningkatan aktifitas magma berupa naiknya magma ke atas. Kenaikan magma di dalam tubuh gunungapi bisa dimonitor menggunakan metode geomagnet. Pada saat magma mengalami proses penaikan magma, medan magnetik di sekitar gunung api memiliki kecenderungan turun karena pemanasan batuan di sekitarnya. Sedangkan saat magma turun di dalam gunung api, maka medan magnetik meningkat.
Fenomena ini bisa disamakan dengan praktikum waktu kita di Sekolah Dasar dulu. Kita pasti ingat ketika guru kita mengajarkan bahwa salah cara untuk menghilangkan sifat magnet batang magnet adalah dengan cara membakarnya atau meningkatkan suhunya. Demikian juga dalam fenomena gunungapi ini, ketika magma naik dan memanas suhu batuan sekitarnya sehingga menjadikan sifat kemagnetan batuan sekitar menjadi berkurang. Beberapa penelitian juga menggunakan teknologi/metode geo-magnet untuk memodelkan volume magma yang ada di dalam tubuh gunungapi sehingga bisa diperkirakan besar-kecilnya erupsi gunungapi tersebut di masa yang akan datang. Dengan mengetahui besar-kecilnya potensi erupsi maka kita dan pemerintah bisa lebih siaga dan tahu kesiapsiagaan apa yang mesti dilakukan ke depan.
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang sudah lama ditimbun dan sudah tidak ketahui lagi semana batas areanya juga bisa dipetakan kembali menggunakan peralatan magnetometer. Pemetaan kembali ini tentu untuk kebijakan lingkungan dan mengetahui potensi bencana lingkungan yang kemungkinan bisa terjadi di masa yang akan datang dan tentu akan berpengaruh pada kebijakan yang dibuat.
Apa yang penulis paparkan di atas adalah sebagian kecil kegunaan metode geo-magnet untuk bidang kebencanaan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan bisa membuka wawasan kita tentang ilmu geo-magnet. Satu lagi hal yang penulis sampaikan juga bahwa medan magnet utama bumi selain bisa dimanfaatkan untuk mempelajari kondisi bawah bumi berdasarkan sifat magnet batuan, teryata medan magnet bumi atau geo-magnet juga berfungsi untuk melindungi semua mahkluk hidup yang ada di bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa salah satunya pancaran dari badai matahari.
Semoga artikel tentang teknologi/metode magnetik dalam upaya mitigasi bencana bermanfaat bagi pembaca blog melek bencana.
Gempa bumi dangkal yang bersumber dari patahan di darat kembali terjadi di Myanmar pada tanggal…
Pada tanggal 28 Maret 2025, sebuah gempa bumi yang bersumber dari patahan dangkal di darat…
Sebagai sebuah negara yang berada di posisi "ring of fire" kesiapsiagaan kita menghadapi bencana gempa…
Beberapa objek yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari iklim masa lalu (purba), Sumber gambar dari…
Menurut para geologist, bumi tempat kita tinggal telah berumus 4,56 milyar tahun. Dalam perkembangannya, bumi…
Sebagai negara yang beriklim tropis, kita memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi. Intensitas curah…
View Comments
Di Aceh ada gak peralatan tersebut? Klo ada bisa kita gunakan utk pencarian bijih besi.
Unsyiah punya satu unit peralatan magnetometer jenis proton namun untuk pengukuran lapangan sebaiknya digunakan dua magnetometer. Satu untuk pengukuran lapangan dan satu lagi untuk memonitor perubahan medan magnet harian atau dikenal dengan istilah diurnal correction...
Tq bangt kang...Sangat bermanfaat. Kalau saya ingin konsultasi lebih lanjut terkait Geofisika, bolehkah saya mendapatkan contact anda (email atau yang lain)?
Boleh, di halaman Tentang Saya tertera email saya.