Dalam artikel sebelumnya tentang fakta kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi, saya menjelaskan tentang kerusakan infrastruktur yang berbeda-beda akibat berbeda jenis gelombang gempa bumi yang mendominasi kawasan tersebut.
Pada artikel ke-dua ini, kita akan melihat bentuk kerusakan lain yang disebabkan oleh gempa bumi dan tentu tidak kalah menghancurkan dibandingkan fakta sebelumnya.
Tanah Longsor
Tanah longsor sering kali terjadi pada musim hujan, namun tidak tertutup kemungkinan terjadi dimusim kemarau apabila kestabilan tanah diganggu oleh goncangan gempa bumi.
Untuk definisi tanah longsor, apa yang harus dilakukan sebelum, ketika dan sesudah tanah longsor serta upaya mitigasi apa yang mesti dilakukan, saya menyarankan pembaca untuk membaca terlebih dahulu link di bawah ini.
Tanah longsor bisa diakibatkan oleh gempa bumi karena gelombang gempa mampu menganggu tingkat kestabilan tanah sebuah lereng atau kawasan yang landai sekalipu.

Longsor yang disebabkan oleh gempa Aceh Tengah 2 Juli 2012 (Sumber: I Rusydy, 2016)
Gambar di atas merupakan contoh kejadian tanah longsor pada sebuh lereng akibat gempa bumi. Lereng yang awalnya stabil, ketika digoncang oleh gelombang gempa bumi ke magnitudo gempa yang kuat, maka akan longsor.
Selain longsoran pada lereng, gempa bumi dengan magnitudo yang sangat besar juga mampu membuat longsoran di kawasan yang landai sekalipu.
Kejadian gempa bumi Alaska pada tahun 1964 dengan magnitudo gempa 9,2 Mw telah menimbulkan banyak tanah longsor.
Kejadian longsor akibat gempa Alaska yang paling phenomenal adalah longsor di Turnagain Heights. Longsoran tersebut terjadi di kawasan yang landai dan menyebabkan banyak kerusakan rumah penduduk.

Ilustrasi kejadian tanah longsor di tempat yang landai akibat gempa Alaska 1961 (Sumber: USGS)
Tanah longsor yang dipicu oleh gempa bumi, mampu memberikan kerusakan yang juga sangat besar terhadap infrastruktur dan ini menjadi fakta ke-dua kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi.
Likuifaksi
Likuifaksi merupakan sebuah fenomena alam dimana lapisan pasir larut bersama air tanah akibat goncangan gempa bumi. Dalam bahasa kita, fenomena ini dikenal sebagai pencairan tanah.
Dampak yang disebabkan oleh likuefaksi bisa berupa miring atau bangunan di atasnya, keluarnya pasir dari dalam tanah, dan pecahnya tanah di atas permukaan.
Bagaimana memahami fenomena likuifaksi akibat gempa bumi, silahkan simak video di bawah ini.
Setelah memahami fenomena likuifaksi berdasarkan penjelasan video di atas, lantas seperti efeknya ketika gempa bumi terjadi.

Kondisi litologi yang memungkinkan terjadinya likuifaksi dan dampak kerusakan yang ditimbulkannya (Sumber: http://geologylearn.blogspot.co.id/2015/11/how-do-earthquakes-causes-damage.html)
Pada gambar 1 di samping dapat dilihat adanya lapisan pasir yang tidak terkonsolidasi dengan baik.
Lapisan pasir ini bisa berfungsi sebagai lapisan akuifer atau lapisan pembawa air, namun apabila digoncang gempa, lapisan pasir ini akan cair sehingga menyebabkan lapisan di atasnya tidak stabil.
pecahnya lapisan di atas sehingga memungkinkan lapisan pasir naik ke atas permukaann seperti ditunjukkan oleh gambar kedua.
Apabila lapisan pasirnya tidak naik ke atas permukaan, maka kita akan melihat lapisan tanah di atas lapisan tersebut yang pecah-pecah sebagaimana ditunjukkan pada gambar ketiga. Kejadian dinamakan lateral spreading
Pada kejadian gempa Pidie Jaya provinsi Aceh, beberapa waktu yang lalu, fenomena likuifaksi banyak sekali dijumpai.
Kawasan dengan tingkat kejadian likuifaksi yang paling tinggi adalah kawasan pinggir pantai atau bekas pantai purba.
Hal ini dikarenakan kawasan pinggir pantai atau bekas pantai purba merupakan kawasan yang memiliki pasir di bawah permukaan.
Kejadianya tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Lateral Spreading akibat Likuifaksi gempa Pidie Jaya yang penulis ambil 2 hari setelah kejadian gempa.
Menurut pengamatan penulis, kejadian seperti gambar di atas (sebelah kiri) adalah murni akibat proses likuifaksi yang terjadi akibat adanya lapisan pasir di bawah jalan tanah tersebut. Jadi tanah yang terbuka sepanjan jalan tersebut bukan merupakan patahan yang menjadi sumber gempa tapi cuma rekahan akibat likuifaksi.
Bersambung ke Fakta Kerusakan Akibat Gempa Bumi 3