Seperti Apa Kondisi Kota Banda Aceh Apabila Gempa Magnitudo 7 Terjadi?

Banda Aceh diapit oleh patahan Sumatra segmen Aceh dan segmen Seulimeum, batas Kota Banda Aceh ditunjukkan oleh tanda “Study Area”.

Kota Banda Aceh dibangun di atas endapan alluvium yang berumur sangat muda secara geologi (berumur Holosen).

Endapan alluvium yang muda termasuk dalam kategori tanah lunah sehingga akan menimbulkan efek amplifikasi (penguatan goncangan tanah) apabila gempa bumi terjadi.

Selain itu, kota Banda Aceh diapit oleh 2 patahan aktif, patahan segmen Aceh di sisi Baratdaya dan segmen Seulimeum di sisi Timurlaut.

Kondisi ini menjadikan kota Banda Aceh sangat rentan terhadap bahaya gempa bumi, terlebih gempa darat yang berasal dari segmen Aceh dan Seulimeum.

Apa yang akan terjadi pada Kota Banda Aceh apabila gempa dangkal yang bersumber dari patahan Sumatra segmen Aceh dan Seulimeum terjadi?

Seperti apa sebaran kerusakan bangunan yang akan dialami?, Berapa kerugian materi akan terjadi?

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut ada dalam artikel ilmiah saya tahun 2020 ini dengan judul “Shallow crustal earthquake models, damage, and loss predictions in Banda Aceh, Indonesia“.

Silahkan klik link untuk mendownload artikel.

Namun demikian, pada kesempatan kali ini, saya mencoba merangkum hasil penelitian tersebut dalam bentuk tulisan populer, sehingga kawan-kawan mudah memahaminya.

Model Gempa Bumi

Untuk bisa memperkirakan seperti goncangan tanah yang akan dialami sebuah kota di masa depan, tahap pertama yang harus dilakukan adalah membuat model gempa bumi.

Saat ini banyak sekali rumus matematika yang bisa digunakan untuk membuat model sebuah gempa, namun pada penelitian ini saya menggunakan model rumus atenuasi yang dibuat oleh pak Allen dkk pada tahun 2012.

Selain itu, berapa besar magnitudo gempa yang berpotensi terjadi juga harus dipelajari dengan detail dan seksama berdasarkan penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa patahan segmen Aceh dan segmen Seulimeum mampu menghasilkan gempa bumi dengan magnitudo Mw 7.

Apabila gempa tersebut terjadi di masa yang akan datang, maka Kota Banda Aceh akan mengalami kerusakan yang sangat parah.

Baca: Melihat Kembali Patahan Yang Berada di Aceh

Gempa dari patahan segmen Aceh akan memberikan dampak intensitas goncangan yang lebih besar ke kota Banda Aceh dibandingkan dengan gempa yang bersumber dari segmen Seulimeum, lihat gambar di bawah ini.

Model sebaran goncangan tanah akibat gempa dengan magnitudo Mw 7 dari Segmen Aceh dan Segmen Seulimeum (Sumber: Rusydy dkk, 2020)

Sebaran Kerusakan Bangunan

Tingkat kerusakan bangunan akibat gempa bumi sangat dipengaruhi oleh jenis bangunan dan besarnya tingkat goncangan yang diterima oleh bangunan tersebut.

Pada gambar di bawah dapat dilihat sebaran 79.421 bangunan yang dibagi kepada 3 jenis bangunan dan kurva kerentanan bangunan terhadap gempa bumi.

Gambar kiri menunjukkan sebaran jenis bangunan yang terdapat di kota Banda Aceh, Gambar kanan kurva kerentanan (fragility curve) bangunan terhadap besaran intensitas gempa bumi (Sumber: Rusydy dkk, 2020)

Berdasarkan model gempa bumi, jenis bangunan, dan kurva kerentanan.

Saya mencoba menganalisis dampak kerusakan yang akan terjadi terhadap semua bangunan yang ada di kota Banda Aceh yang disebabkan oleh besarnya goncangan tanah dan efek likuifaksi tanah.

Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada peta di bawah ini.

sebaran kerusakan bangunan
sebaran kerusakan bangunan akibat gempa bumi magnitudo 7 gempa bumi dari segmen Aceh (kiri) dan segmen Seulimeum (Kanan) (Sumber: Rusydy dkk, 2020)

Sebagian besar bangunan di kota Banda Aceh akan mengalami kerusakan sampai dengan 40 – 70% apabila gempa bumi dengan magnitudo Mw 7 terjadi dari patahan segmen Aceh.

Kerusakan lebih kecil 20 – 60% akan terjadi apabila gempa magnitude Mw 7 terjadi di segmen Seulimuem yang berada di Krueng Raya. Detail sebaran kerusakan bangunan untuk kedua gempa bumi tersebut dapat dilihat pada peta di atas.

Kerugian Harta dan Jiwa

Kerusakan bangunan akibat gempa bumi terjadi akan berdampak kepada jumlah korban luka-luka. Waktu gempa bumi yang berbeda akan memberikan jumlah korban yang berbeda pula.

Apabila gempa bumi terjadi di malam hari, jumlah korban luka yang paling terjadi rumah-rumah penduduk.

Berdasarkan hasil simulasi, diperkirakan sekitar 20.000 orang akan mengalami luka-luka apabila gempa bumi terjadi di segmen Aceh dan sekitar 15.000 orang apabila gempannya bersumber dari patahan segmen Seulimeum.

Sebaran korban luka-luka apabila gempa bumi terjadi pada malam hari yang bersumber dari:
a) Segmen Aceh magnitudo Mw 7
b) Segmen Aceh magnitudo Mw 6,5
c) Segmen Seulimeum magnitudo Mw 7
d) Segmen Seulimeum magnitudo Mw 6,5

Korban luka yang paling banyak terdapat di Kecamatan Kuta Alam, Baiturrahman, dan Syiah Kuala.

Selain menyebabkan korban jiwa, apabila gempa bumi terjadi dengan magnitude Mw 7 terjadi dari segmen Aceh atau Seulimeum, kerugian ekonomi akibat kerusakan bangunan sangat besar.

Jumlah kerugian dalam Juta Rupian dan Juta Dollar Amerika (Sumber: Rusydy dkk, 2020)

Hasil perhitungan kami, Banda Aceh akan mengalami kerugian sebesar 3,3 milyar US Dollar atau setara 46,5 Triyun rupiah apabila gempa Mw 7 terjadi di segmen Aceh.

Hasil detail kerugian per-kecamatan di Kota Banda Aceh dapat dilihat pada gambar di atas.

Kota Banda Aceh harus lebih siap dalam menghadapi bencana gemp bumi, dan perencanaan pembangunan ke depan harus lebih mempertimbangkan parameter bencana.

Setiap pembangunan merujuk kepada konsep rumah dan bangunan tahan gempa.

Nilai kerugian yang didapatkan pada penelitian ini juga bisa menjadi acuan dasar bagi pemerintah kota Banda Aceh dalam mengalokasikan anggaran untuk menghadapi bencana di masa yang akan datang.

Lebih detail tentang informasi tersebut, silahkan tonton video wawancara di bawah ini ketika saya diundang oleh TVRI Aceh.

Semoga artikel Prediksi kerugian akibat gempa bumi ini bermanfaat.

Tags:
author

Author: 

Saya Ibnu Rusydy, Pecinta, pelajar dan pengajar Ilmu Kebumian yang lahir di Aceh-Indonesia. Saat ini saya tergabung dalam Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Komisaris Wilayah Aceh (id: IBN-RUSYD-150) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah Aceh (Npa: 4658). Apabila menyukai artikel yang saya tulis, silahkan sebarkan ke kawan-kawan anda.

Leave a Reply