Beredarnya pesan singkat (SMS, BBM, chatt) tentang prediksi gempa bumi besar yang akan terjadi di Aceh pada tanggal xx April 2012 telah meresahkan sejumlah warga Aceh. Ada beberapa warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari gempa bumi dan tsunami yang diisukan melalui pesan singkat tersebut. Setelah melihat banyaknya masyarakat kita yang terpengaruh dengan pesan singkat gempa bumi ini, timbul pertanyaan dalam benak beberapa orang yang sedikit memahami ketidakmungkinan prediksi gempa bumi. Apakah masyarakat kita terlalu bodoh dan cepat terpengaruh dengan isu prediksi gempa bumi? atau mungkin para ilmuan gempa kita kurang melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Kalau kita coba menelusuri kejadian-kejadian gempa bumi di seluruh dunia, ternyata pemahaman masyarakat kita tentang gempa bumi tidak jauh beda dengan pemahaman masyarakat di negara maju. Artinya masyarakat kita bukanlah yang paling tertinggal dalam memahami gempa bumi.
Gempa bumi L’Aquila di Italia
Pada tanggal 6 April 2009, sebuah gempa bumi darat (gempa sesar) berkekuatan 6,3 Mw menguncang kota L’Aquila Italia. Sebanyak 300 orang dinyatakan meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan dan benda-benda lain. Hal yang sedikit unik setelah gempa bumi tersebut adalah ditangkapnya enam orang Ilmuan Gempa Italia dan seorang pejabat pemerintah. Ke-enam ilmuan yang ditangkap adalah: Enzo Borchi yang menjabat Presiden Italy’s National Insitute of Geophysics and Volcanology (INGV), Franco Barberi dari University of ‘Rome Tre’, Mauro Dolce kepala kantor risiko kegempaan Italia, Claudio Eva dari University of Genova, Giulio Selvaggi yang menjabat Direktur INGV, dan Gian Michele Calvi yang menjabat sebagai presiden European Center for Training dan Research in Earthquake Engineering dan Bernando De Bernardinis seorang pejabat pemerintah. Penangkapan mereka dilakukan karena mereka dianggap gagal mengingatkan warga sebelum gempa bumi terjadi dan mem-prediksi gempa bumi yang telah membunuh 300 warga kota L’Aquila (Nature VOL 477, 2011)
Penangkapan mereka mendatangkan kecaman global dari beberapa beberapa ahli gempa dunia dan ahli Geofisika. Salah satu kecaman datang dari The American Geophysical Union dan The America Association for the Advancement of Science (AAAS) dan beberapa asosiasi lainnya. Semua ahli kegempaan sudah menyatakan bahwa Gempa bumi sampai saat ini belum bisa diprediksi secara tepat kapan akan terjadi dan penangkapan terhadap ilmuan Italia merupakan kesalahan besar pemerintah yang pernah dibuat.
Jangan saling Menyalahkan
Setelah membaca cerita penangkapan ilmuan gempa oleh pemerintah Italia, ternyata masyarakat kita (indonesia) bukan satu-satunya masyarakat yang salah memahami gempa bumi. Pemahaman masyarakat dunia tentang prediksi gempa bumi ternyata sama (sama-sama salah…hehehehehehehehe).
Melihat fenomena kesalahan dalam memahami gempa bumi, siapa yang harus disalahkan? Menurut penulis, tidak orang yang harus disalahkan. Kita semua harus sama-sama melakukan penyadaran masyarakat bahwa Bencana Alam Gempa bumi tidak bisa diprediksi dgn tepat. Kepada Ilmuan gempa (geofisika) sangat diharapkan agar menulis sebanyak-banyaknya tentang gempa bumi dan mempublikasikan ke media. Pihak pemerintah juga diharapkan agar bisa melakukan evaluasi kurikulum pendidikan kita mengingat kita tinggal di kawasan rawan gempa bumi, pendidikan gempa bumi sejak dini akan sangat efektif. Evaluasi bangunan juga perlu segera dilakukan karena gempa bumi tidak pernah membunuh, yang membunuh adalah reruntuhan bangunan. Kepada media juga diharapkan agar bersedia memuplikasi tulisan-tulisan yang mencerdaskan masyarakat tentang gempa bumi.
Semoga tulisan ini dan tulisan sebelumnya tentang Bisakah Gempa Bumi Diprediksi bermanfaat dan memberi penyadaran masyarakat bahwa gempabumi sampai saat ini belum bisa diprediksi dengan tepat. Apabila ada pesan singkat yang menyatakan akan terjadi gempabumi pada jam xx:xx dan tanggal xx/xx/20xx maka yakinlah bahwa info prediksi gempa bumi tersebut adalah salah
Ibnu Rusydy13 years ago
Pipit13 years ago